twibbonews.com –  Asesmen Nasional Tidak Menentukan Kelulusan, Ini Penjelasan Lengkapnya. Masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya, apakah Asesmen Nasional (AN) menentukan kelulusan siswa? Jawaban dari pemerintah sangat tegas: tidak. Asesmen Nasional tidak digunakan sebagai penentu kelulusan peserta didik. Evaluasi ini dirancang bukan untuk menilai individu murid, melainkan untuk memotret kualitas pendidikan di satuan pendidikan secara menyeluruh.
Berbeda dengan ujian nasional yang dulu menjadi penentu akhir kelulusan, Asesmen Nasional hadir sebagai alat untuk mengevaluasi sistem pendidikan. Maka dari itu, pelaksanaannya tidak dilakukan di akhir jenjang, melainkan saat siswa berada di kelas V SD/MI, VIII SMP/MTs, dan XI SMA/SMK/MA. Ini menunjukkan bahwa AN tidak memiliki kaitan langsung dengan proses kelulusan murid.
Hasil dari Asesmen Nasional juga tidak memuat nilai per individu. Tidak akan ada skor yang menunjukkan peringkat atau pencapaian tiap siswa. Hal ini karena AN bertujuan memberikan gambaran umum tentang mutu pendidikan di sekolah, bukan untuk mengukur kemampuan masing-masing murid secara personal.
Tujuan dan Fungsi Asesmen Nasional
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyusun Asesmen Nasional sebagai alat untuk melihat kualitas pendidikan berdasarkan data objektif dari sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Hasil asesmen ini nantinya menjadi dasar untuk melakukan perbaikan pembelajaran secara menyeluruh, bukan sekadar mengevaluasi siswa secara individu.
Asesmen Nasional fokus pada tiga hal utama, yaitu literasi membaca, numerasi, dan survei karakter. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memetakan kekuatan dan kelemahan dalam sistem pendidikan, termasuk cara mengajar guru dan suasana belajar di sekolah. Jadi, AN bukan sekadar ujian, tetapi potret nyata dari kondisi pendidikan Indonesia saat ini.
Peserta Asesmen Nasional
Semua satuan pendidikan di jenjang dasar dan menengah, baik formal maupun nonformal, termasuk program kesetaraan, akan mengikuti Asesmen Nasional. Namun, tidak seluruh siswa akan menjadi peserta. Pemerintah hanya memilih sebagian siswa secara acak dari kelas V, VIII, dan XI untuk mengikuti asesmen ini. Pemilihan ini dilakukan oleh Kementerian secara sistematis agar hasil yang diperoleh tetap mewakili keseluruhan satuan pendidikan.
Selain siswa, Asesmen Nasional juga wajib diikuti oleh seluruh guru dan kepala satuan pendidikan. Dengan melibatkan semua unsur ini, pemerintah dapat memperoleh gambaran yang utuh tentang kualitas pembelajaran, kondisi pengelolaan pendidikan, serta dampaknya terhadap siswa.
Mengapa Hanya Sebagian Siswa yang Mengikuti AN?
Pemilihan sebagian siswa dalam Asesmen Nasional bukan tanpa alasan. Ini karena AN tidak bertujuan mengevaluasi hasil belajar individu, melainkan untuk mengevaluasi sistem pendidikan. Oleh sebab itu, cukup dengan mengambil sampel dari tiap sekolah, pemerintah sudah bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Proses ini disebut sebagai evaluasi berbasis sampel, yang umum digunakan dalam pemetaan sistem pendidikan di berbagai negara.
Pendekatan ini juga meringankan beban psikologis siswa karena tidak menimbulkan tekanan layaknya ujian kelulusan. Mereka bisa mengikuti asesmen dengan tenang, tanpa takut dampaknya terhadap hasil akhir pendidikan mereka.
Perbedaan dengan Ujian Kelulusan
Berbeda dari ujian akhir yang menjadi bagian dari penentuan kelulusan siswa, Asesmen Nasional tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan kelulusan. Penilaian kelulusan siswa tetap berada di tangan guru dan satuan pendidikan. Guru menilai berdasarkan proses belajar siswa dari waktu ke waktu, melalui penilaian harian, tugas, portofolio, dan evaluasi lain yang bersifat menyeluruh.
Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak menggantikan sistem penilaian yang telah berlangsung di sekolah. Sebaliknya, AN menjadi pelengkap yang memberi data pendukung untuk kebijakan pendidikan secara makro.
Implikasi dan Manfaat Asesmen Nasional
Hasil dari Asesmen Nasional akan digunakan untuk memperbaiki mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Pemerintah pusat dan daerah bisa menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran berdasarkan data yang diperoleh dari asesmen ini. Misalnya, jika hasil menunjukkan bahwa literasi siswa di suatu wilayah masih rendah, maka pelatihan guru dan penyediaan bahan bacaan dapat menjadi fokus intervensi.
Bagi sekolah, hasil AN bisa menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperbaiki. Sementara bagi guru dan kepala sekolah, asesmen ini menjadi cermin untuk melihat efektivitas metode pengajaran dan manajemen sekolah yang diterapkan.
Kesimpulan
Asesmen Nasional bukan ujian penentu kelulusan siswa. AN adalah alat evaluasi sistem pendidikan yang dirancang untuk memberi gambaran menyeluruh tentang kualitas sekolah dan proses pembelajaran. Murid yang mengikuti AN tidak akan menerima nilai atau skor kelulusan, karena AN bukan untuk menilai prestasi individu.
Dengan tidak mengaitkan AN dengan kelulusan, pemerintah menegaskan bahwa fokus utama adalah perbaikan sistem pendidikan, bukan tekanan pada siswa. Kelulusan tetap ditentukan oleh guru melalui proses penilaian yang autentik, berkelanjutan, dan menyeluruh.
Melalui Asesmen Nasional, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat berkembang menjadi lebih baik dan merata di semua wilayah. Sekolah, guru, dan siswa semua mendapatkan manfaat, tanpa harus terbebani oleh tekanan nilai kelulusan dari ujian tunggal.